Sabtu, 10 April 2010

Bujet Akuisisi Telkom Rp 1 Triliun


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah ketatnya persaingan bisnis telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih bisa membukukan pertumbuhan kinerja pada tahun lalu. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini meraup laba bersih Rp 11,3 triliun atau meningkat 6,7 persen dari tahun 2008.

Sedangkan total pendapatan TLKM meningkat 6,4 persen menjadi Rp 64,6 triliun. Bisnis seluler memberikan kontribusi paling besar terhadap total pendapatan TLKM. Nilainya mencapai Rp 27,2 triliun atau meningkat 7,4 persen dari tahun 2008. "Perolehan itu naik seiring dengan pertumbuhan pelanggan seluler sebesar 25 persen menjadi 81,6 juta pelanggan pada akhir 2009," ungkap Direktur Utama TLKM Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, kemarin.

Pendapatan data, internet dan layanan teknologi informatika memberikan kontribusi hingga Rp 18,5 triliun atau tumbuh 25,8 persen di tahun lalu. Namun, kontribusi dari bisnis telepon tetap melorot 11,2 persen menjadi Rp 8,6 triliun. "Di sisi lain, kami berhasil melakukan banyak efisiensi di bidang pemasaran tanpa mengurangi kualitasnya," imbuh Rinaldi.

Manajemen TLKM menilai prospek bisnis telekomunikasi tahun ini masih cerah. Mereka mengalokasikan dana minimal Rp 1 triliun untuk melakukan akuisisi. Ini bagian dari anggaran belanja modal (capex) tahun ini sebesar 2 miliar dollar AS.

Selain dari dana internal, TLKM berencana menutup kebutuhan belanja modal dari pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Rencananya, perusahaan pelat merah ini akan menerbitkan obligasi Rp 3 triliun. Sedangkan anak usahanya, PT Telkomsel, berniat merilis obligasi sebesar Rp 2 triliun. Selain untuk akuisisi, anggaran capex Telkom untuk membiayai pembangunan menara dan sarana infrastuktur lain.

Direktur Securinvest Andrian Rusmana menilali, laba bersih TLKM naik karena jumlah pelanggan meningkat dan rupiah menguat. Sehingga, mereka bisa mengurangi beban bunga utang dalam dollar Amerika Serikat (AS). "Dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi lain, Telkom memiliki modal paling besar. Jadi akan tetap survive," ujarnya.

Selain TLKM, PT XL Axiata Tbk (EXCL) merupakan perusahaan telekomunikasi yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih rimenjadi Rp 1,71 triliun tahun lalu. Padahal, tahun sebelumnya EXCL merugi Rp 15,11 miliar. Sementara, PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menderita penurunan laba bersih pada tahun 2009.

Adrian meramal, bisnis telekomunikasi ke depan tidak secemerlang tahun sebelumnya. "Yang pasti akan terlihat penurunan penambahan pelanggan baru," imbuhnya. Pesatnya persaingan bisnis telekomunikasi menyebabkan layanan dasar seperti telepon dan peran singkat (SMS) tidak lagi bisa diandalkan oleh perusahaan telekomunikasi.

Jika ingin tetap mencatatkan pertumbuhan, mereka harus lebih mengembangkan layanan konten dan multimedia. "Tapi, biaya investasinya besar," katanya.(KONTAN/Sofyan Nur Hidayat, Abdul Wahid Fauzie)

0 komentar:

Posting Komentar